dr. Feldi Widianto
Dokter Umum
- Kedokteran - Universitas Riau
- Ikatan Dokter Indonesia
SYARAT PENGOBATAN YANG TEPAT
*dr. Feldi Widianto* 087808782762-082226272688
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Alhamdulillah, shalawat dan salam semoga senantiasa dilimpahkan kepada Nabi Muhammad, keluarga dan sahabatnya.
Pasienku yang di rahmati oleh Allah SWT, sebelum anda memilih berobat kepada saya dan agar suatu pengobatan yang saya berikan tepat dan mendatangkan kesembuhan dari Allah, anda harus mengindahkan beberapa persyaratan. Dan berikut ini akan saya paparkan dua syarat utama bagi pengobatan yang tepat ketika anda berobat ke Praktik saya.
SYARAT PERTAMA : PENGOBATAN TEPAT
Agar obat yang anda gunakan benar-benar berguna dan tepat, sehingga penyakit yang anda derita sembuh, pengobatan anda harus "tepat"
• Tepat ketika mendiagnosis penyakit yang anda derita
• Tepat memilih obat
• Tepat dalam dosis obat
• Tepat waktu penggunaan
• Tepat dengan menghindari berbagai pantangan dan hal lain yang menghambat kerja obat.
Bila anda melakukan kesalahan pada satu dari hal-hal tersebut maka sangat dimungkinkan pengobatan yang anda lakukan tidak akan mendatangkan hasil sebagaimana diharapkan.
SYARAT KEDUA : IZIN ALLAH DAN DO'A
Sebagai seorang taat beragama anda pasti beriman kepada takdir Allah. Anda mempercayai bahwa segala sesuatu di dunia ini terjadi atas kehendak dan ketentuan dari Allah Ta’ala.
Kehendak dan ketentuan Allah ini mencakup segala sesuatu, tidak terkecuali penyakit dan kesembuhan yang menimpa manusia.
Anda sering melupakan hal ini. Bahkan, sering kali do’a menjadi upaya terakhir yang anda lakukan dalam upaya penyembuhan, atau hanya anda lakukan bila tenaga medis telah kesulitan, atau anda telah mengeluarkan banyak biaya sehingga rasa putus asa telah menyelimuti sanubari dan –mungkin juga- dengan penuh keraguan anda berdo’a memohon kesembuhan kepada Allah, sambil berkata, “Siapa tahu do’a kita dikabulkan”. Subhanallah, dengan saya anda optimis, akan tetapi dengan kekuasaan Allah anda ragu, sehingga anda berkata “Siapa tahu do’a kita dikabulkan”?